Menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK) bukanlah pilihan hidup bagi Rere (samaran), salah satu warga binaan Balai Rehabilitasi Tunasisila Mattirodeceng, di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (27/10/2015).
Ia mengaku melakukan pekerjaan tersebut karena dijerumuskan oleh sang kekasih (pacar) sejak dua tahun terakhir.
Rere menjelaskan awalnya ia berkenalan dengan pacarnya disalah satu Warkop di Kawasan Pasar Butung Makassar, saat itu ia langsung bertukaran nomor.
Tak lama itu, terjalin saling telpon-telponan antara Rere dan Pacarnya.
Awalnya Rere mengaku gelagak dari sang kekasih yang begitu perhatian dan menjanjikan Rere akan melamarnya.
Tapi nahas itu hanya sebuah mimpi, dan berujung pada pengorbanan masa depan Rere.
Wanita yang baru beranjak usia 21 tahun ini, mengaku hanyut dalam janji palsu sang kekasih.
Pasalnya setelah janji itu dilontarkan dari mulut pria bejat itu, ia juga meminta tubuh Rere.
Dengan kata “cinta” Rere memberikan masa depannya tanpa ada perlawanan dan melakukan hubungan intim tanpa ada ikatan suami isteri.
Dari hari ke hari Rere melakukan hal tersebut, dan malangnya nasib wanita ini ia nekat kabur dari rumah hanya demi pacar.
“Saya waktu itu diajak negkos sama pacar, karena bilang sangat susah ketemu kalau dirumah sendiri. Karena sata sayang dia saya ikuti kata-katanya,” ujar Rere.
Didalam perjalanan ngekos bareng pacar, Rere dan pacar kehabisan dana untuk keberlangsungan hidup.
Olehnya itu, dengan otak mesum dan bejat pacarnya, ia meminta Rere untuk menjual jasa tubuh.
Rere pun lagi-lagi mengiayakan.
Ia beralasan ini tak lain karena cinta. “Itu ji kasian saya tidak adami apa-apaku. Saya takut pulang kerumah dan akhirnya saya kerja seperti itu,” kata Rere seraya sebut jika gaji yang ia pake untuk prostitusi ia beri ke pacar dan sekali-kali mengirimkan ke orangtua.
Rere menambahkan, ke orangtuanya ia mengaku sedang berada di luar kota dan bekerja di salah satu perusahaan.
Perjalanan mencari nafkah dengan prostitusi membuat Rere memiliki banyak uang.
Sedikitnya sekali boking kata Rere itu sampai 500 semalam, dan sortime 200.
Terjerumus dengan uang yang banyak, Rere akhirnya pantang untuk berhenti bekerja jual jasa tubuh.
Sesampai dibeberapa bulan lalu, ia diringkus oleh gabungan Satpol PP Makassar dan Dinas Sosial Makassar, dan akhirnya dimasukkan di Balai Mattirodeceng.
Kini Rere mendekam di Balai Mattirodeceng bagian utara KotaMakassar.
Dibalai ia mendapat beberapa pelatihan dan siraman rohani tentang agama.
Sesaat bertemu Tribun diruang Ka Uptd Balai Matirodeceng ia mengakunakan meninggalkan pekerjaan lamanya dan akan memulai dengan hidup baru.
“Iye tidak pergi maka lagi kerja seperti itu pak. Salat maka sekarang kasian,” katanya.
Kelak Rere keluar ia akan mencari pekerjaan yang bergelut di restoran speeti pelatihan Tataboga yang ia dapat dari Pekerja Sosial Dinas Sosial Sulawesi Selatan.
www.acehpoker.com
No comments:
Post a Comment