Siang terik yang memapar Sepang International Circuit kian meninggi saat tanda-tanda adu balap kategori MotoGP segera berlangsung. Pertarungan di kategori Moto3 dan Moto2 telah berlalu dan menggiring penonton kian masif mempersiapkan diri untuk menyaksikan sesi pamungkas.
Sekian saat kemudian tampaklah barisan Paddock Girl dari pihak sponsor utama dengan pakaian dan payung kombinasi warga kuning dan merah berjalan menempati posisinya masing-masing sebagai pagar ayu. Itulah seremoni pembuka menuju gemuruh suara dan sorak dukungan kepada pebalap.
Sekian saat kemudian tampaklah barisan Paddock Girl dari pihak sponsor utama dengan pakaian dan payung kombinasi warga kuning dan merah berjalan menempati posisinya masing-masing sebagai pagar ayu. Itulah seremoni pembuka menuju gemuruh suara dan sorak dukungan kepada pebalap.
Wira-wiri Utara-Selatan dan Kejadian Itu
Kerumunan orang-orang kian padat dan gemuruh pun pecah saat detik pertama balapan dimulai. Raungan motor yang memekakkan telinga bagai adrenalin yang tumpah ruah merasuki penonton. Saat motor-motor itu sudah meleset, para penonton di lantai atas Media centre ini berlarian ke sisi Utara untuk memangkap momentum siapa yang memimpin terdepan. Seperti penonton film misbar (gerimis bubar), kami berbondong-bondong bagai anak kecil yang tak mengenal usia. Bahkan satu-dua orang yang menggendong pasangannya di bahu, turut berlari kecil tak hirau berapa berat beban pasangannya.
Begitu pada pebalap sudah melewati sisi Utara, kami semua berlarian ke sisi Selatan menanti motor-motor itu melesat hingga ke ekor mata. Demikian seterusnya berlangsung wira-wiri yang heroik sampai sebagian penonton mulai kecapekan dan kemudian memantengi layar TV.
Kemudian terpantaulah detik-detik insiden di lap ketujuh dari duapuluh. Mula-mula tampak Rossi mengacungkan tangan kirinya saat berhasil menyalip Marquez, kemudian drama panas itu berlangsung. Pada tikungan itu, Rossi menggiring Marquez ke sisi kiri. Terlihat gerakan kaki Rossi sebelum Marquez nyungsep dan keluar dari arena. Penonton tercekam, dan kemudian meledak pekik kegembiraan. Saya ikut terhenyak, terlebih saat menyaksikan "kesadisan" orang-orang di sekitar saya yang menyambut terjerembabnya Marquez dengan tawa senang. Gila, pikir saya, Rossi seolah sedang membalap di tanah kelahirannya.
"Accident?" tanya saya ke samping dan tak dijawab oleh seorang pun. "Radar" di kepala saya sudah terjulur dan menebak peristiwa ini bukan kelalaian Marquez yang mengakibatkan terjadinya "kecelakaan tunggal". Saat itu, tak seorang pun bisa menjawab apa yang sedang terjadi. Tampak pula orang-orang di sekitar saya tidak membutuhkan jawaban selain menyinarkan wajah gembira.
Lalu semua berlangsung tanpa ada kejutan lain. Sisa balapan seolah antiklimaks di mana The Doctor pun tak berhasil menyodok ke urutan di atasnya lagi. Saya membawa diri menuju tempat untuk duduk. Pada saat itulah saya menyadari bahwa telinga saya mulai merasakan beban suara deras, melebih raungan dua sesi sebelumnya, Moto3 dan Moto2. Sesi MotoGP ini, terasa mulai "menyakiti" kuping saya. Tanpa berpikir panjang, saya segera memasang penutup telinga yang sudah tersedia dalam paket tiket (beserta jas hujan).
No comments:
Post a Comment